Penyuluhan / Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) tentang “Pterygium” bersama dr. Roykedona L. Trixie

Pada hari Kamis, 13 September 2018 Pukul 09.00 WIB, Kegiatan Rutin PKMRS (Promosi Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit), bertempat di Ruang Tunggu Poliklinik Rawat Jalan RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas dilaksanakan Penyuluhan / Promosi Kesehatan Rumah Sakit oleh dr. Roykedona L. Trixie (Dokter Internsip), beserta Tim PKRS dengan Materi Penyuluhan tentang “Pterygium”.

dr. Roykedona menjelaskan, apakah Pterygium itu?

Pterygium adalah kelainan pada konjungtiva bulbi (bagian mata yang berwarna putih), pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif (daging tumbuh)

Gejalanya, antara lain :

  1. Pertumbuhan selaput berwarna putih dengan pembuluh darah yang terlihat/menonjol di sudut mata bagian dalam atau luar.
  2. Pterigium dapat terjadi pada satu atau kedua mata.
  3. Kemerahan pada daerah yang terkena.
  4. Iritasi dan perih pada mata.
  5. Gejala mata kering.
  6. Kadang kala mata berair.
  7. Terasa seperti ada benda asing di dalam mata.
  8. Penglihatan buram (pada kasus parah pertumbuhan dapat menutupi kornea pusat atau menyebabkan astigmatisme karena tekanan pada permukaan kornea).
  9. Terasa ada yang mengganjal di mata apabila selaput pterigium tebal atau lebar.

Pembagian Jenis Pterygium berdasarkan luas perkembangannya diklasifikasikan menjadi :

Stadium I :
jika pterygium hanya terbatas pada limbus kornea
Stadium II :
jika pterygium sudah melewati limbus dan belum mencapai pupil, tidak lebih dari 2 mm melewati kornea.
Stadium III :
jika pterygium sudah melebihi stadium II tetapi tidak melebihi pinggiran pupil mata dalam keadaan cahaya normal (diameter pupil sekitar 3-4 mm).
Stadium IV :
jika pertumbuhan pterygium sudah melewati pupil sehingga mengganggu penglihatan.

Cara Mencegah Pterigium

  1. Langkah terbaik yang bisa adalah dengan menghindari faktor risiko. Gunakan kaca mata hitam atau topi lebar saat melakukan aktivitas di ruang terbuka.
  2. Menggunakan obat tetes mata khusus.
  3. Memeriksakan mata kita secara rutin ke dokter spesialis mata untuk mengetahui adanya gejala ataupun gangguan pada mata.

Sementara apabila pterigium semakin besar hal itu bisa menyebabkan astigmatisma atau silau. Perlu diketahui juga, ada pterigium yang tumbuh secara perlahan, namun ada pula yang tumbuh secara cepat. Bila pterigium telah meliputi bagian tengah kornea, penglihatan akan menjadi kabur.

Jika terpaksa atau sudah ada bintik yang tumbuh di area kornea, apalagi mendekati tepi pupil mata, maka jalan satu-satunya adalah dengan melakukan pembedahan. Sebab jika masalah ini dibiarkan akan mengganggu pandangan penderita.

Pengobatan Pterygium

Pada kasus tahap awal, di mana tidak terdapat gejala dan ketika pterigium tidak signifikan menunjukkan tandanya, kondisi ini tidak perlu mendapatkan penanganan khusus. Ketika pterigium menyebabkan iritasi, kemerahan atau ketidaknyamanan, air mata buatan dapat membantu melembapkan mata dan meringankan ketidaknyamanan. Tetes mata ini tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan pterigium.

Ketika pterigium mulai tampak atau menyebabkan gejala seperti penglihatan buram, operasi pengangkatan sangat disarankan. Operasi melibatkan pengangkatan daging tumbuh dan penanaman plester transparan yang disebut konjungtiva pada bekas luka operasi, untuk mengurangi risiko pterigium tumbuh kembali.

Operasi pengambilan pterigium relatif aman, jadi Anda tidak perlu khawatir untuk melakukannya. Operasi pterigium dilakukan dengan pembiusan lokal, dengan cara menyuntikkan obat kejaringan pterigium yang sebelumnya juga sudah ditetesi obat anti rasa sakit.

Setelah operasi, perawatan yang bisa Anda lakukan untuk mencegah terjadi infeksi adalah dengan tidak terkena air dan debu selama 1 minggu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *